Kamis, 29 Agustus 2013

Rem Cakram


PENGERTIAN REM
Rem yaitu suatu peranti untuk memperlambat atau menghentikan gerakan roda. secara otomatis gerak kendaraan menjadi pelan. Energi kinetik yang hilang dari benda yang bergerak ini biasanya diubah menjadi panas karena gesekan.
Sistem rem pada kendaraan merupakan suatu peranti penting keamanan dalam berkendara, tidak berfungsinya rem dapat menimbulkan bahaya dan keamanan berkendara jadi terganggu, Adapun fungsi dari sistem rem itu sendiri adalah :
  1. Untuk memperlambat kecepatan atau menghentikan gerakan roda kendaraan.
  2. Mengatur kecepatan selama berkendara.
  3. Untuk menahan kendaraan saat parkir dan berhenti pada jalan yang menurun atau menanjak.
Prinsip kerja sistem rem adalah mengubah tenaga kinetik menjadi panas dengan cara menggesekan dua buah logam pada benda yang berputar sehingga putarannya akan melambat. Oleh sebab itu komponen rem yang bergesekan ini harus tahan terhadap gesekan (tidak mudah aus), tahan panas dan tidak mudah berubah bentuk pada saat bekerja dalam suhu tinggi.
Rem Cakram/Rem Piringan untuk memberi gaya pengereman kepada roda – roda depan.
  • Rem piringan walaupun banyak jenis rem piringan prinsip kerjanya adalah bahwa sepasang pad yang tidak berputar menjepit rotor piringan yang berputar menggunakan tekanan hidrolis, menyebabkan terjadinya gesekan yang dapat memperlambat atau menghentikan kendaraan.
  • Rem piringan efektif karena rotor piringannya terbuka terhadap aliran udara yang dingin dan karena rotor piringan tersebut dapat membuang air dengan segera. Karena itulah gaya pengereman yang baik dapat terjamin walau pada kecepatan tinggi. Sebaliknya berhubung tidak adanya self servo effect, maka dibutuhkan gaya pedal yang lebih besar dibandingkan dengan rem tromol. Karena alasan inilah booster rem biasanya digunakan untuk membantu gaya pedal.
  • Bagian – bagian rem piringan :
    1. Pen Utama dipasang pada plat penahan memberi tempat bagi kaliper dan memungkinkan silinder bergerak mundur maju di dalam bushing. Pen diberi perapat untuk mencegah masuknya debu dan air;
    2. Pad Rem Piringan menjepit rotor piringan dengan menggunakan piston pada silinder guna menciptakan gesekan yang menyebabkan terjadinya pengereman;
    3. Rotor Piringan dipasang pada hub as, berputar bersama roda;
    4. Lobang Pembuang untuk membuang udara yang masuk kedalam kedalam saluran udara;
    5. Kaliper Rem Piringan melindungi piston dalam silinder dan menekan pad terhadap rotor piringan tatkala piston terdorong oleh tekanan hidrolis;
    6. Sub Pen yang terpasang pada plat torgue, bersama – sama denga pen utama, memberi tempat kepada silinder dan memungkinkan silinder bergerak mundur maju melalui bushing;
    7. Plat Penahan terpasang pada bagian dari as, menunjang gerakan silinder yang terjadi pada saat pad menjepit rotor piringan.
http://pakprofesor.blogspot.com/2011/11/pengertian-rem.html


PENGERTIAN REM
Rem yaitu suatu peranti untuk memperlambat atau menghentikan gerakan roda. secara otomatis gerak kendaraan menjadi pelan. Energi kinetik yang hilang dari benda yang bergerak ini biasanya diubah menjadi panas karena gesekan.
Sistem rem pada kendaraan merupakan suatu peranti penting keamanan dalam berkendara, tidak berfungsinya rem dapat menimbulkan bahaya dan keamanan berkendara jadi terganggu, Adapun fungsi dari sistem rem itu sendiri adalah :
  1. Untuk memperlambat kecepatan atau menghentikan gerakan roda kendaraan.
  2. Mengatur kecepatan selama berkendara.
  3. Untuk menahan kendaraan saat parkir dan berhenti pada jalan yang menurun atau menanjak.
Prinsip kerja sistem rem adalah mengubah tenaga kinetik menjadi panas dengan cara menggesekan dua buah logam pada benda yang berputar sehingga putarannya akan melambat. Oleh sebab itu komponen rem yang bergesekan ini harus tahan terhadap gesekan (tidak mudah aus), tahan panas dan tidak mudah berubah bentuk pada saat bekerja dalam suhu tinggi.
Rem Cakram/Rem Piringan untuk memberi gaya pengereman kepada roda – roda depan.
  • Rem piringan walaupun banyak jenis rem piringan prinsip kerjanya adalah bahwa sepasang pad yang tidak berputar menjepit rotor piringan yang berputar menggunakan tekanan hidrolis, menyebabkan terjadinya gesekan yang dapat memperlambat atau menghentikan kendaraan.
  • Rem piringan efektif karena rotor piringannya terbuka terhadap aliran udara yang dingin dan karena rotor piringan tersebut dapat membuang air dengan segera. Karena itulah gaya pengereman yang baik dapat terjamin walau pada kecepatan tinggi. Sebaliknya berhubung tidak adanya self servo effect, maka dibutuhkan gaya pedal yang lebih besar dibandingkan dengan rem tromol. Karena alasan inilah booster rem biasanya digunakan untuk membantu gaya pedal.
  • Bagian – bagian rem piringan :
    1. Pen Utama dipasang pada plat penahan memberi tempat bagi kaliper dan memungkinkan silinder bergerak mundur maju di dalam bushing. Pen diberi perapat untuk mencegah masuknya debu dan air;
    2. Pad Rem Piringan menjepit rotor piringan dengan menggunakan piston pada silinder guna menciptakan gesekan yang menyebabkan terjadinya pengereman;
    3. Rotor Piringan dipasang pada hub as, berputar bersama roda;
    4. Lobang Pembuang untuk membuang udara yang masuk kedalam kedalam saluran udara;
    5. Kaliper Rem Piringan melindungi piston dalam silinder dan menekan pad terhadap rotor piringan tatkala piston terdorong oleh tekanan hidrolis;
    6. Sub Pen yang terpasang pada plat torgue, bersama – sama denga pen utama, memberi tempat kepada silinder dan memungkinkan silinder bergerak mundur maju melalui bushing;
    7. Plat Penahan terpasang pada bagian dari as, menunjang gerakan silinder yang terjadi pada saat pad menjepit rotor piringan.
http://pakprofesor.blogspot.com/2011/11/pengertian-rem.html

Kamis, 06 Juni 2013

las gas



LAS asiltiline
LAS GAS ( OKSI – ASETILIN )
A.Pengertian Las Oksi-Asetilin
Las Oksi asetilin adalah pengelasan yang dilaksanakan dengan pencampuran 2 jenis gas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai sumber panas. Dalam proses las gas ini,gas yang digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas lain sebagai gas bahan bakar (fuel gas). Gas bahan bakar yang paling popular dan paling banyak digunakan dibengkel-bengkel adalah gas Asetilen ( dari kata “acetylene”, dan memilikirumus kimia C2H2 ). Gas ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan gas bahan bakar lain. Kelebihan yang dimiliki gas Asetilen antara lain, menghasilkan temperature nyala api lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara ataupun Oksigen.
B.Bahan Bakar Gas
●) Asetilin ( C2H2 )
Asetilena (Nama sistematis: etuna) adalah suatu hidrokarbon yang tergolong kepada alkuna, dengan rumus C2H2
. Asetilena merupakan alkuna yang paling sederhana, karena hanya terdiri dari dua atom karbon dan dua atom hidrogen. Pada asetilena, kedua karbon terikat melalui ikatan rangkap tiga, dan masing-masing atom karbon memiliki hibridisasi orbital sp untuk ikatan sigma. Hal ini menyebabkan keempat atom pada asetilena terletak pada satu garis lurus, dengan sudut C-C-H sebesar 180°.
●) Propan
Propana adalah senyawa alkana tiga karbon (C3H8) yang berwujud gas dalam keadaan normal, tapi dapat dikompresi menjadi cairan yang mudah dipindahkan dalam kontainer yang tidak mahal. Senyawa ini diturunkan dari produk petroleumlain pada pemrosesan minyak bumi atau gas alam. Propana umumnya digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin, barbeque (pemanggang), dan di rumah-rumah.
C.Peralatan Las Oksi Asetilin
●) Tabung Gas
Tabung gas berfungsi untuk menampung gas ataugas cair dalam kondisi bertekanan. Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini sudah banyak tabung-tabung gas yang terbuat dari paduan Alumunium. Tabung gas tersedia dalam bentuk beragam mulai berukuran kecil hingga besar. Ukuran tabung ini dibuat berbeda karena disesuaikan dengan kapasitas daya tampung gas dan juga jenis gas yang ditampung.Untuk membedakan tabung gas apakah didalamnya berisi gas Oksigen, Asetilen atau gas lainya dapat dilihat dari kode warna yang ada pada tabung itu.
●) Katup Tabung
Sedang pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan katup. Katup iniditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas Oksigen, katup biasanya dibuat dari material Kuningan, sedangkan untuk tabung gas Asetilen, katup ini terbuat dari material Baja.
●) Regulator
Regulator atau lebih tepat dikatakan Katup Penutun Tekan, dipasang pada katub tabung dengan tujuan untuk mengurangi atau menurunkan tekan hingga mencapai tekanan kerja torch.Regulator ini juga berperan untuk mempertahankan besarnya tekanan kerja selama proses pengelasan atau pemotongan. Bahkan jika tekanan dalam tabung menurun, tekanan kerja harus dipertahankan tetap oleh regulator.Pada regulator terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk, katup pengaturan tekan kerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, alat pengukuran tekanan kerja dan katup pengatur keluar gas menuju selang.
●) Selang gas
Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menujutorch digunakan selang gas. Untuk memenuhipersyaratan keamanan, selang harus mampu menahantekan kerja dan tidak mudah bocor. Dalampemakaiannya, selang dibedakan berdasarkan jenis gasyang dialirkan. Untuk memudahkan bagimana membedakan selang Oksigen dan selang Asetilen mak cukup memperhatikan kodewarna pada selang. Berikut ini diperlihatkan table yang berisi informasi tentangperbedaan warna untuk membedakan jenis gas yang mengalir dalam selang.
●) Torch ( Pembakar )
Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnyaditeruskan oleh torch, tercampur didalamnyadan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk nyala api. Dari keterangan diatas, tochmemiliki dua fungsi yaitu :
•Sebagai pencampur gas oksigen dan gasbahan bakar.
•Sebagai pembentuk nyala api diujungnosel.
Torch dapat dapat dibagi menjadi beberapa jenis menurut klasifikasi berikut ini :
            ˃Menurut cara/jalannya gas masuk keruang pencampur.
            Dibedakan atas :
            •Injector /torch (tekanan rendah)
            Pada torch jenis ini, tekanan gas bahan bakar selalu dibuat    lebih rendah daritekanan   gas oksigen.
            •Equal pressure torch (torch bertekanan sama)
            Pada torch ini, tekanan gas oksigen dan tekanan gas bahan bakar pada sisi saluran       masuk sama besar.proses pencampuran kedua gas dalam ruang pencampur         berlangsung dalam tekanan yang sama.
            ˃Menurut ukuran dan berat. Dibedakan atas :
            •Toch normal
            •Torch ringan/kecil
            ˃Menurut jumlah saluran nyala api. Dibedakan atas :
            •Torch nyala api tunggal
            •Torch nyala api jamak
            ˃Menurut gas yang digunakan. Dibedakan atas :
            •Torch untuk gas asetilen
            •Torch untuk gas hydrogen, dan lain-lain.
            ˃Menurut aplikasi. Dibedakan atas :
            •Torch manual
            •Torch otomatik/semi otomatik
●) Pematik api Las
Alat yang berfungsi untuk menyalakan api las.
D. Proses Pengelasan Oksi Acetilin
●)  Menentukan nyala api
•Nyala api Karburasi
Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di antara kerucut dalam dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baruberwarna biru. Di antara kerucut yang menyaladan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang berwarna keputih-putihan,yang panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan asetilen. Hal ini akan menyebabkan terjadinya karburisasi pada logam cair. Nyala ini banyak digunakandalam pengelasan logam monel, nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macambahan pengerasan permukaan non-ferous.
•Nyala api Netral
Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen sekitar satu. Nyala terdiri atas kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru bening. Oksigen yang diperlukan nyala ini berasal dari udara. Suhu maksimum setinggi 3300 sampai 3500 oC tercapai padaujung nyala kerucut.
• Nyala api oksidasi
Bila gas oksigen lebih daripada yangdibutuhkan untuk menghasilkan nyala netral maka nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah menjadi ungu. Nyala ini akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang bersifat oksidasi ini harus digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu namun tidak dianjurkan untuk pengelasan lainnya.
●) Teknik Pengelasan
•Posisi pengelasan di bawah tangan
Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawahtangan dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar(brander) terletak diantara 60° dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengansudut antara 30° – 40° dengan benda kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudutsambungan dengan jarak 2 – 3 mm agar terjadi panas maksimal pada sambungan.Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dangerakannya adalah lurus.
http://aps120297.wordpress.com/2013/03/15/las-oxy-asiltiline/

Selasa, 21 Mei 2013

las listrik


A.    Prinsip Kerja Las Busur Listrik

Mengelas secara umum adalah suatu cara menyambung logam dengan menggunakan
panas, tenaga panas pada proses pengelasan diperlukan untuk memanaskan bahan lasan
sampai caur/leleh sehingga bahan las tersambung dengan atau tanpa kawat las sebagai bahan
pengisi.
Pengelasan busur listrik adalah cara pengelasan menggunakan busur listrik atau
percikan bunga api listrik akibat hubungan singkat antara dua kutub listrik yang teionisasi
dengan udara melalui penghantar batang elektroda yang sekaligus dapat digunakan pula
sebagai bahan tambah atau bahan pengisi dalam pengelasan.
Ada beberapa macam proses las busur listrik berdasarkan elektroda yang
digunakannya, antara lain:
1. Las busur dengan elektroda karbon, misalnya:
a. Las busur dengan elektroda karbon tunggal
b. Las busur dengan elektroda karbon ganda
2. Las busur dengan elektroda logam, misalnya:
a. Las busur dengan elektroda berselaput/ SMAW
b. Las TIG (Tungsten Inert Gas)/GTAW
c. Las MIG/GMAW
d. Las Submerged.
Materi ini secara khusus akan membahas Las busur listik dengan elektroda
berselaput atau SMAW (Shielded Metal Arc Welding). Proses las busur ini menggunakan
elektroda berselaput sebagai bahan tambah, busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda
dan bahan dasar akan mencairkan ujung elektroda dan sebagian bahan dasar, selaput
elektroda yang turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung
elektroda, kawah las, busur listrik dan daerah las sekitar busur listrik terhadap pengaruh udara
luar.
B. Prosedur Keselamatan Kerja
Untuk menjamin kelancaran dan keselamatan kerja pada saat pengelasan maka harus
memperhatikan penggunaan alat keselamatan kerja pengelasan, antara lain:
a. Pelindung mata
b. Pelindung muka
c. Pelindung pernafasan
d. Baju las (apron)
e. Sepatu las
f. Sarung tangan las
Selama proses pengelasan ada beberapa hal yang dapat membahayakan pengelas dan pekerja
lain yang berada disekelilingnya yaitu:
1. Bahaya cahaya las, berupa:
a. Sinar ultraviolet
b. Cahaya tampak
c. Sinar infra merah
Dapat dihindari dengan memakai alat keselamatan kerja dan pembuatan sekat.
2. Bahaya listrik, yang dapat dihindari dengan:
a. Menggunakan alat keselamatan kerja berisolator
b. Menghentikan pengelasan bila berkeringat
c. Mesin las dilengkapi penurun tegangan otomatis dan digrounded
d. Holder dan kabel las terisolator dengan baik
e. Tempat holder harus berisolator
f. Hati-hati pada saat mengganti elektroda dan matikan mesin jika tidak digunakan.
3. Bahaya debu yang berukuran antara 0,2 μm s/d 3 μm dan gas, yang dapat dihindari
dengan:
a. Menggunakan ventilator pada ruang las
b. Selalu menggunakan masker pada saat pengelasan
C. Bagian Utama dan Kelengkapannya
Bagian utama las busur listrik, antara lain:
1. Pesawat las
Pesawat-pesawat las yang digunakan, berdasarkan jenis arus digolongkan sebagai
berikut:
a. Pesawat las arus bolak-balik (AC)
Pesawat jenis ini dapat berupa transformator las, pembangkit listrik motor
diesel atau motor bensin tetapi yang banyak digunakan berupa transformator
las yang mempunyai kapasitas 200 sampai 500 amper, dengan voltase yang
keluar antara 36 sampai 70 volt.
b. Pesawat las arus searah (DC)
Pesawat las arus searah ini dapat berupa pesawat transformator rectifier,
pembangkit motor diesel atau motor bensin, maupun pesawat pembangkit
listrik yang digerakan oleh motor listrik.
c. Pesawat las AC- DC
Pesawat las ini merupakan gabungan dari pesawat las arus bolak-balik dan
arus searah. Dengan pesawat ini akan lebih banyak kemungkinan
pemakaiannya karena arus yang keluar dapat arus searah ataupun arus bolakbalik.
Pesawat las jenis ini misalnya transformator-rectifier maupun
pembangkit listrik motor diesel.
D. Elektroda Las
Elektroda berselaput yang digunakan pada las busur manual mempunyai perbedaan
komposisi selaput maupun kawat inti. Pelapisan fluksi kawat inti dapat dengan cara destrusi,
semprot atau celup, ukuran strandar diameter kawat inti elektroda dari 1,5 sampai 7 mm
dengan panjang 350 sampai 450 mm.
Selaput elektroda atau fluksi mempunyai peranan penting pada pengelasan, dimana
fungsi fluksi adalah:
a. Sebagai penstabil busur listrik
b. Membentuk terak pelindung, yang akan melindungi logam las daru pengaruh
udara luar
c. Membentuk gas pelindung
d. Membersihkan permukaan logam las dari kotoran berupa oli dan lapisan oksida
logam
e. Mempermudah penyalaan busur listrik
f. Memperbaiki struktur logam las yang berubah akibat proses pemanasan logam
Klasifikasi elektroda menurut AWS (American Welding Society) adalah sebagai
berikut:
E xx y z dimana:
E menyatakan elektroda
xx dua angka sesudah E menyatakan kekuatan tarik las dalam ribuan lb/in2
(atau angka ke 1 x 7 dalam 42 kg/mm2)
y (angka ke 3) menyatakan posisi pengelasan
angka 1 untuk pengelasan segala posisi
angka 2 untuk pengelasan posisi datar dan bawah tangan.
z (angka ke 4) menyatakan jenis selaput dan jenis arus yang cocok dipakai.
E. Teknik Pengelasan
Ada dua cara penyalaan busur las yaitu:
1. Cara goresan
Caranya yaitu dengan menggoreskan ujung elektroda pada permukaan benda kerja
las, kemudian elektroda diangkat sampai ada jarak sebesar diameter elektroda antara
ujung elektroda dan permukaan benda kerja sehingga terbentuk nyala busur yang
stabil.
2. Cara sentuhan
Caranya yaitu ujung elektroda disentuhkan ke permukaan benda kerja sehingga
menimbulkan busur las las, kemudian diangkat sampai jarak sebesar diameter
elektroda.
Setelah terjadi penyalaan, maka selanjutnya dilakukan penarikan. Penarikan dilakukan
dengan menjaga kekonstanan lebar rigi las sebesar 2xdiameter elektroda. Dengan sudut
elektroda terhadap sumbu mendatar adalah 70-80º. Posisi pengelasan dalam las busur ada 4
yaitu:
1. Di bawah tangan
2. Mendatar
3. Tegak
4. Di atas kepala
Untuk kampuh las, tidak jauh beda dengan las lainnya yaitu
1. Las tumpul kampuh persegi untuk tebal plat 3-4 mm
2. Las tumpul kampuh V tunggal untuk tebal plat 5-20 mm
3. Las tumpul kampuh tirus tunggal untuk tebal plat 5-20 mm
4. Las tumpul V tunggal dengan akar las

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/11/las-busur-listrik/